Oleh : Ust. Abdul Qodir Abu Fa’izah, Lc. -hafizhahullah-
Disana ada beberapa hal yang pertama kali terjadi di antara perkara-perkara penting kita ilmui dan yakini agar keimanan kita semakin kokoh. Diantara perkara-perkara yang kami maksudkan,
þ Makhluk Pertama
Makhluk yang pertama kali ciptakan oleh Allah -Azza wa Jalla- adalah Al-Qolam (pena). Dialah yang menulis segala takdir yang dikehendaki oleh Allah sampai kiamat.
Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ، فَقَالَ لَهُ: اكْتُبْ، قَالَ: رَبِّ، وَمَاذَا أَكْتُبُ؟ قَالَ: اكْتُبْ مَقَادِيرَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ
“Sesungguhnya sesuatu yang paling pertama Allah -Ta’ala- ciptakan adalah Al-Qolam (pena). Dia berfirman kepadanya, “Tulislah!!” Pena berkata, “Wahai Tuhanku, apa yang aku akan tulis?” Dia berfirman, “Tulislah takdir segala sesuatu sampai tegaknya hari kiamat”. [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (no. 4700). Di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Shohih Al-Jami’ (no. 2018)]
Adapun pendapat yang menyatakan bahwa makhluk pertama adalah Arsy, maka ini adalah pendapat lemah yang tak memiliki dasar yang kuat!!
Ahli Hadits Negeri Syam, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy –rahimahullah– berkata,
و في الحديث إشارة إلى ما يتناقله الناس حتى صار ذلك عقيدة راسخة في قلوب كثيرة منهم و هو أن النور المحمدي هو أول ما خلق الله تبارك و تعالى . و ليس لذلك أساس من الصحة ، و حديث عبد الرزاق غير معروف إسناده . و لعلنا نفرده بالكلام في ” الأحاديث الضعيفة ” إن شاء الله تعالى .
و فيه رد على من يقول بأن العرش هو أول مخلوق ، و لا نص في ذلك عن رسول الله صلى الله عليه وسلم ،
و إنما يقول به من قاله كابن تيمية و غيره – استنباطا
و اجتهادا فالأخذ بهذا الحديث – و في معناه أحاديث أخرى – أولى لأنه نص في المسألة.” اهـ من سلسلة الأحاديث الصحيحة (1 / 132)
“Di dalam hadits ini terdapat isyarat kepada suatu perkara yang beredar di kalangan manusia sampai menjadi sebuah keyakinan yang mantap dalam hati kebanyakan orang diantara mereka, yaitu bahwa Nur Muhammad adalah makhluk pertama yang diciptakan oleh Allah –Tabaroka wa Ta’ala-. Hal itu tidaklah memiliki dasar kebenaran. Sedangkan hadits Abdur Rozzaq (tentang Nur Muhammad) tidak dikenal sanadnya. Semoga saja nanti kami akan khususkan pembicaraan tentang hadits ini dalam kitab “Al-Ahaadits Adh-Dho’ifah”, insya Allah. Di dalam hadits ini juga terdapat bantahan kepada orang yang menyatakan bahwa Arsy adalah makhluk pertama. Sementara tak ada nash dari Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- tentang hal itu. Hanyalah dinyatakan oleh ulama yang menyatakannya, seperti Ibnu Taimiyyah dan lainnya sebagai bentuk ijtihad. Jadi, berpegang dengan hadits ini dan yang semakna dengannya adalah lebih utama. Karena, ia adalah nash (penentu) dalam perkara ini”. [Lihat Ash-Shohihah (1/132/no. 133)]
þ Orang yang Pertama Kali Terbelah Kuburnya dan Memberi Syafaat
Ini adalah sebuah kemuliaan bagi Nabi –Shallallahu alaihi wa sallam-. Beliau diberi keutamaan untuk menjadi orang yang pertama kali dibangkitkan demi mendapatkan pemuliaan dan orang pertama memberi syafaat.
Rasulullah –Shallallahu alaihi wa sallam– bersabda,
أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَوَّلُ مَنْ يَنْشَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ وَأَوَّلُ شَافِعٍ وَأَوَّلُ مُشَفَّعٍ
“Aku adalah pemimpin anak cucu Adam pada hari kiamat dan orang yang pertama kali terbelah kuburnya, orang pertama yang memberi syafaat dan orang pertama diberi syafaat”.[HR. Muslim dalam Shohih-nya (2278)]
Al-Munawiy –rahimahullah– berkata,
“أي أول من يعجل إحياؤه مبالغة في إكرامه وتخصيصا له بتعجيل جزيل إنعامه.” اهـ من فيض القدير – (3 / 41)
“Maksudnya, orang yang pertama kali disegerakan hidupnya sebagai bentuk keseriusan dalam memuliakannya dan sebagai pengkhususan baginya dalam menyegerakan nikmat yang banyak baginya”. [Lihat Faidhul Qodir (3/41)]
Sungguh sebuah kemuliaan bagi Nabi –Shallallahu alaihi wa sallam– saat beliau disegerakan balasan kebaikannya dan diangkat menjadi pemberi syafaat pertama dalam membebaskan manusia dari huru-hara Padang Mahsyar.
þ Orang yang Pertama Mendahulukan Khutbah Ied
Sunnahnya di hari ied, mendahulukan sholat ied, lalu diiringi oleh khutbah ied.
Adapun membalik perkara tersebut, sehingga mendahulukan khutbah sebelum sholat, maka ini adalah bid’ah yang pernah dilakukan oleh seorang Khalifah Bani Umayyah bernama Marwan bin Al-Hakam Al-Umawiy
Thoriq bin Syihab –radhiyallahu anhu– bertutur,
أَوَّلُ مَنْ قَدَّمَ الخُطْبَةَ قَبْلَ الصَّلاَةِ مَرْوَانُ ، فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ لِمَرْوَانَ : خَالَفْتَ السُّنَّة
“Orang yang pertama kali mendahulukan khutbah sebelum sholat (yakni, sholat ied) adalah Marwan. Karenanya, bangkitlah seorang laki-laki seraya berkata kepada Marwan, “Kamu telah menyelisihi sunnah”. [HR. At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (2172). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syu’aib Al-Arna’uth dalam Takhrijul Musnad (18/42)]
Al-Imam Al-Qodhi Iyadh Al-Yahshobiy –rahimahullah– berkata,
المتفق عليه من مذاهب علماء الأمصار وائمة الفتوى ولا خلاف بين ائمتهم فيه هو ان خطبة العيد بعد الصلاة
“Perkara yang disepakati oleh madzhab para ulama negeri dan imam-imam pemberi fatwa dan tak ada khilaf diantara imam-imam mereka tentangnya bahwa khutbah ied adalah setelah sholat”. [Lihat Syarah Sunan Ibnu Majah (1/290)]
Jadi, bid’ah mendahulukan khutbah atas sholat pertama kali dilakukan oleh Marwan sebagaimana halnya ia mengeluarkan mimbar ke lapangan di hari ied. Semua ini adalah bid’ah yang tercela dan harus kita jauhi!!!
þ Rasul Pertama
Perkara yang sudah maklum bahwa Adam –alaihis salam– adalah nabi pertama, sedang Nuh –Shallallahu alaihi wa sallam– adalah rasul pertama yang Allah utus saat terjadinya kesyirikan di dunia.
Rasulullah –Shallallahu alaihi wa sallam– bersabda,
يَجْمَعُ اللهُ النَّاسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُونَ لَوِ اسْتَشْفَعْنَا عَلَى رَبِّنَا حَتَّى يُرِيحَنَا مِنْ مَكَانِنَا فَيَأْتُونَ آدَمَ فَيَقُولُونَ أَنْتَ الَّذِي خَلَقَكَ اللهُ بِيَدِهِ وَنَفَخَ فِيكَ مِنْ رُوحِهِ وَأَمَرَ الْمَلَائِكَةَ فَسَجَدُوا لَكَ فَاشْفَعْ لَنَا عِنْدَ رَبِّنَا فَيَقُولُ لَسْتُ هُنَاكُمْ وَيَذْكُرُ خَطِيئَتَهُ وَيَقُولُ ائْتُوا نُوحًا أَوَّلَ رَسُولٍ بَعَثَهُ اللهُ فَيَأْتُونَهُ
“Allah akan mengumpulkan manusia pada hari kiamat. Mereka pun berkata, “Andaikan kita memohon syafaat kepada Robb kita sehingga Dia membebaskan kita dari tempat kita ini. Akhirnya mereka mendatangi Adam seraya berkata, “Engkau adalah manusia yang diciptakan oleh Allah dengan Tangan-Nya, meniupkan roh-Nya padamu, dan memerintahkan para malaikat (untuk bersujud), lalu bersujudlah mereka kepadamu. Karenanya, berilah syafaat buat kami di sisi Robb-mu”. Adam berkata, “Aku bukanlah pada posisi ini”, sambil ia menyebutkan kesalahannya dan berkata, “Datangilah Nuh, Rasul pertama yang pernah Allah utus”. Akhirnya, mereka pun mendatanginya”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (6565) dan Muslim dalamShohih-nya (193)]
Al-Imam Abu Bakr Ibnul Arobiy Al-Malikiy –rahimahullah– berkata,
“وهذا صحيح لا إشكال فيه، كما أن آدم أول نبي «3» بغير إشكال، لان آدم لم يكن معه إلا نبوة.” اهـ من تفسير القرطبي – (16 / 10)
“Hadits ini shohih, tak ada masalah padanya, sebagaimana halnya bahwa Adam adalah nabi pertama, tanpa masalah. Karena, Adam tak ada pada beliau, kecuali kenabian”. [LihatAl-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an *(16/10) oleh Abu Abdillah Al-Qurthubiy]
Inilah pendapat yang terkuat bahwa Nuh –Shallallahu alaihi wa sallam- adalah rasul pertama.
Adapun pendapat yang menyatakan bahwa Nabi Idris –Shallallahu alaihi wa sallam– adalah rasul pertama, maka ini adalah pendapat lemah. [Lihat Al-Minhaj Syarh Shohih Muslim Ibnil Hajjaj (3/55), cet. Dar Ihya’ At-Turots Al-Arobiy]
þ Orang Pertama Mendengar Sangkakala Ditiup
Rasulullah –Shallallahu alaihi wa sallam– bersabda saat usai menceritakan hari-hari terakhir menjelang ditiupnya terompet oleh seorang malaikat yang menandakan tegaknya hari kiamat,
يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَلَا يَسْمَعُهُ أَحَدٌ إِلَّا أَصْغَى لِيتًا وَرَفَعَ لِيتًا قَالَ وَأَوَّلُ مَنْ يَسْمَعُهُ رَجُلٌ يَلُوطُ حَوْضَ إِبِلِهِ قَالَ فَيَصْعَقُ وَيَصْعَقُ النَّاس
“Terompet akan ditiup. Tak ada yang mendengarnya, kecuali ia akan memiringkan lehernya dan mengangkatnya”. Beliau bersabda, “Orang yang pertama kali mendengarnya adalah seorang lelaki yang memperbaiki kolam untanya. Orang itu pun mati dan matilah seluruh manusia”. [HR. Muslim dalamShohih-nya (no. 2940)]
Semoga kita tidak mendapati hari kiamat tersebut sebagaimana yang dialami orang tersebut dalam hadits ini.Amiin…
þ Rumah Ibadah yang Pertama di Dunia
Rumah ibadah pertama kali dibangun di dunia adalah Ka’bah yang dikenal dengan Baitullah (Rumah Allah).
Allah –Azza wa Jalla– berfirman,
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ [آل عمران : 96]
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia”. (QS. Aali Imraan : 96)
Al-Hafizh Ibnu Katsir Ad-Dimasyqiy –rahimahullah– berkata,
“يُخْبر تعالى أن أول بيت وُضع للناس، أي: لعموم الناس، لعبادتهم ونُسُكهم، يَطُوفون به ويُصلُّون إليه ويَعتكِفُون عنده { لَلَّذِي بِبَكَّةَ } يعني: الكعبة التي بناها إبراهيم الخليل [عليه السلام] (الذي يَزْعم كل من طائفتي النصارى واليهود أنهم على دينه ومنهجِه، ولا يَحجُّون إلى البيت الذي بناه عن أمر الله له في ذلك ونادى الناس إلى حجه.” تفسير ابن كثير / دار طيبة – (2 / 77)
“Allah -Ta’ala- mengabarkan bahwa rumah pertama yang dibuat untuk manusia, yakni untuk seluruh manusia agar mereka bisa beribadah dan taat. Mereka tawaf dan sholat menghadap kepadanya serta I’tikaf di sisinya. Rumah itu berada di Bakkah (nama lain kota Makkah). Itulah Ka’bah yang pernah dibangun oleh Kholilullah Ibrahim –alaihis salam- yang telah diklaim oleh dua kelompok (Nashrani dan Yahudi) bahwa mereka berada di atas agama dan jalan hidupnya, tetapi mereka tak mau berhaji ke Baitullah yang telah dibangun oleh beliau atas perintah Allah kepadanya dan beliau telah menyeru manusia untuk berhaji kepadanya”. [Lihat Tafsir Ibnu Katsir (2/77), cet. Dar Thoybah, 1420 H]
Inilah beberapa perkara yang pertama kali terjadi dan perlu kita ketahui dan yakini sebagai bagian dari agama kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar