Kamis, 02 Februari 2017

Bergembira dengan Sesuatu yang Memudharatkan


Manusia, dalam memandang dunia, seringkali menilai dari lahiriah dan kulitnya saja. Jika lahiriah seseorang bahagia dengan dunianya, maka kebanyakan orang menyangka bahwa orang itu adalah orang yang bahagia pada hakikatnya. Padahal tidaklah demikian, bahkan boleh jadi ia adalah orang yang paling merugi.
Muhammad bin Ali Al-Hakim At-Tirmidziy (wafat 320 H) rahimahullah berkata,
كَفَى بِالْمَرْءِ عَيْبًا أَنْ يَسُرَّهُ مَا يَضُرُّهُ
“Cukuplah aib bagi seseorang, jika ia bergembira dengan sesuatu yang memudharatkan (merugikan) dirinya.”
[Atsar riwayat Abu Nu’aim dalam Hilyah Al-Auliyâ` 10/235]

Perhatikanlah Qarun, seorang dari kalangan umat Nabi Musa ‘alaihish shalatu was salam, yang pernah diberi kekayaan yang melimpah ruah. Dengan harta bendanya, ia menyangka bahwa dirinya adalah orang yang paling beruntung dan bahagia. Padahal ternyata, ia tergolong ke dalam orang yang merugi dan celaka. Hartanya telah menjauhkan dirinya dari kebaikan-kebaikan Allah ‘Azza wa Jalla. Ia pun menolak kebenaran yang dibawa oleh Nabi Musa ‘alaihish shalatu was salam karena kesombongan dirinya yang disebabkan oleh bangganya ia dengan harta bendanya.
Ustadz Abdul Qodir, Lc.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar