Al-Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i rahimahullah
Pertanyaan:
هل يجوز أن أقول : لقيت فلانا صدفة أو نحو ذلك، أو شاءت الأقدار أن أذهب إلى مكان كذا ونحوه ؟
Apakah boleh saya mengatakan: "Kebetulan saya bertemu fulan", atau ungkapan semisal itu, atau mengatakan: “Kalau takdir menghendaki saya akan pergi ke tempat ini” dan yang semisalnya?
Jawaban:
يقول شاء الله أن أذهب إلى مكان كذا وكذا، ولو قال صدفة وهو لايعتقد أن للصدفة تأثيرا ولا أن لها أثرا في هذا فهو من الكلام الجاري عل ألسنة الناس لايبلغ حد التحريم.
(Sebaiknya) mengatakan jika Allah menghendaki saya akan pergi ke tempat begini dan begini. Kalau dia mengatakan “kebetulan” dalam keadaan dia tidak meyakini kalau kebetulan itu memiliki pengaruh, tidak pula memiliki dampak dalam hal ini, maka ini adalah ungkapan yang sudah mengalir di lisan-lisan manusia, yang tidak sampai pada tingkatan haram.
ولكن الأولى أن يقول : بمشيئة الله وقدرته لقيت فلانا، ويسند الفعل إلى الله عز وجل.
Akan tetapi yang lebih baik adalah hendaknya mengatakan: “Dengan kehendak Allah dan takdir-Nya saya berjumpa dengan fulan.” Dia menyandarkan perbuatan kepada Allah Azza wa Jalla.
[Ijabat As-Saa’il Ala Ahammil Masaa’il h.380.]
Sumber || http://cutt.us/eCGAW
Kunjungi || http://forumsalafy.net/kebetulan/
Pertanyaan:
هل يجوز أن أقول : لقيت فلانا صدفة أو نحو ذلك، أو شاءت الأقدار أن أذهب إلى مكان كذا ونحوه ؟
Apakah boleh saya mengatakan: "Kebetulan saya bertemu fulan", atau ungkapan semisal itu, atau mengatakan: “Kalau takdir menghendaki saya akan pergi ke tempat ini” dan yang semisalnya?
Jawaban:
يقول شاء الله أن أذهب إلى مكان كذا وكذا، ولو قال صدفة وهو لايعتقد أن للصدفة تأثيرا ولا أن لها أثرا في هذا فهو من الكلام الجاري عل ألسنة الناس لايبلغ حد التحريم.
(Sebaiknya) mengatakan jika Allah menghendaki saya akan pergi ke tempat begini dan begini. Kalau dia mengatakan “kebetulan” dalam keadaan dia tidak meyakini kalau kebetulan itu memiliki pengaruh, tidak pula memiliki dampak dalam hal ini, maka ini adalah ungkapan yang sudah mengalir di lisan-lisan manusia, yang tidak sampai pada tingkatan haram.
ولكن الأولى أن يقول : بمشيئة الله وقدرته لقيت فلانا، ويسند الفعل إلى الله عز وجل.
Akan tetapi yang lebih baik adalah hendaknya mengatakan: “Dengan kehendak Allah dan takdir-Nya saya berjumpa dengan fulan.” Dia menyandarkan perbuatan kepada Allah Azza wa Jalla.
[Ijabat As-Saa’il Ala Ahammil Masaa’il h.380.]
Sumber || http://cutt.us/eCGAW
Kunjungi || http://forumsalafy.net/kebetulan/
posted from Bloggeroid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar